28 Maret 2012

Polisi Arogan Atasi Demonstran

Jakarta, Bingkai Merah - Aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ditunjukkan dengan tindakan arogan aparat kepolisian. Di depan Gedung Pertamina, Jalan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta Pusat, setidaknya 14 orang ditahan polisi dalam kondisi luka-luka (27/3).

Kejadiannya sekitar pukul 16.30 WIB. Berawal dari penghadangan dan penggeledahan aparat polisi terhadap ratusan mahasiswa yang mendekati Gedung Pertamina. Para mahasiswa, yang juga berasal dari kota-kota di Jawa Barat itu, menolak tindakan sewenang-wenang aparat polisi. Polisi juga memaksa secara represif mahasiswa untuk membubarkan diri.

Aksi saling lempar batu tidak terelakan. Beberapa mahasiswa menggunakan molotov untuk melawan represi aparat. Mahasiswa dikejar-kejar dan dipukuli. Satu mobil yang diparkir di depan pintu monas rusak berat. Konflik itu terjadi lebih dari satu jam.

Mereka yang ditahan, yakni Endin Sompani, Didin, Saefudin dari Universitas Muhammadiyah Cirebon, Riko Firmanto dan Dede dari IISIP, Teddy dari Universitas Swagati Cirebon, Iqbal dan Fauzi dari Universitas Islam Negeri, Ciputat, Wilson dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Bogor, Asep dari Universitas Islam 45 Bekasi, dan Rio belum diketahui asal kampusnya.

Ada tambahan dua anak jalanan yang ditahan aparat polisi, yaitu Anton dan Ali Sadikin. Satu orang lainnya yang ditahan belum diketahui identitasnya.

Selain mahasiswa, beberapa jurnalis juga menjadi sasaran kekerasan polisi. Kamerawan salah satu stasiun tivi swasta, Adi Hardianto mendapat perlakuan kasar dari aparat Brimob Polda Metro Jaya. Kasetnya yang berisi perilaku represif aparat saat menangkap salah satu demonstran dirampas. Kamerawan stasiun tivi swasta lainnya rusak akibat penyerangan. Sedangkan dua fotografer mendapat pukulan dari aparat Brimob.

“Saya tiba-tiba ditabrak salah seorang Polisi Provos hingga terjatuh. Saat itu 10 aparat Brimob menghadang dan memojokkan saya di tembok depan Stasiun Gambir. Lima di antaranya menutupi saya dengan tameng. Kamera ditahan dengan bambu agar tidak lari. Lalu, mereka merampas kaset yang ada di kamera saya. Padahal, saya sudah menunjukkan identitas pers,” ujar Adi.

Diduga, aparat Brimob merampas kaset itu karena sebelumnya Adi mengambil gambar penangkapan pertama mahasiswa yang disertai dengan kekerasan dari polisi.

Tindakan brutal yang dipraktekkan polisi dalam pengamanan aksi sangat berlebihan dan melanggar hukum. Hal itu mencerminkan watak rejim berkuasa Susilo Yudhoyono. Sebagai seorang presiden semestinya mendengarkan aspirasi rakyatnya dari kebijakan kenaikan harga BBM yang tidak populer di mata masyarakat. (PSG)

Foto: Yogi Suryana/Bingkai Merah.

Komentar :

ada 0 komentar ke “Polisi Arogan Atasi Demonstran”

Posting Komentar

Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.

Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.

Terima kasih.

 

© Bingkai Merah, Organisasi Media Rakyat: "Mengorganisir Massa Melalui Informasi". Email: bingkaimerah@yahoo.co.id