Surabaya, Prakarsa Rakyat - Sekitar 150 rakyat miskin Jawa Timur yang tergabung dalam Front Serikat Rakyat Miskin Indonesia (FSRMI) dari berbagai kota, Selasa (20/10), menggelar aksi unjuk rasa menolak program neoliberalisme SBY-Boediono.
Aksi yang diawali dengan “longmarch” dari Monumen Kapal Selam (Monkasel) Jl Pemuda ke Gedung Negara Grahadi Jl Gubernur Suryo itu digelar untuk “mewarnai” pelantikan pasangan SBY-Boediono sebagai Presiden dan Wapres 2009-2014.
“Dalam beberapa tindakan yang lalu, SBY dan Boediono telah banyak menyengsarakan rakyat, karena itu kami menuntut SBY-Boediono jangan programkan Lanjutkan Neoliberalisme, tapi Hentikan Neoliberalisme,” kata humas aksi, Hendraven.
Di sela-sela aksi yang diikuti aktivis FSRMI dari Malang, Mojokerto, Jombang, Ngawi, Madiun, dan sebagainya itu, ia mengatakan SBY dan Boediono sudah terbukti melakukan liberalisasi dalam segala bidang dan hal itu harus dihentikan.
“Boediono sudah menjual aset negara kepada asing melalui PMA (penanaman modal asing), seperti privatisasi Exxon yang merupakan kekayaan kita, tapi kini dinikmati asing. Atau, kasus Bank Century yang diduga melibatkan Boediono telah merugikan negara Rp6,7 triliun,” katanya.
Sementara SBY sudah meliberalkan pendidikan melalui BHP (badan hukum pendidikan), meliberalkan buruh dengan melegalkan sistem kontrak, meliberalkan kesehatan dengan biaya yang mahal, dan banyak sistem neolib lainnya.
“Karena itu, kami menuntut proyek-proyek neolib di Indonesia harus dihentikan dengan mencabut UU yang proliberal, di antaranya UU 12/2003 tentang Ketenagakerjaan, UU 22/2001 tentang minyak dan gas, UU 25/2007 tentang Penanaman Modal, UU 9/2009 tentang BHP, UU Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan sejenisnya,” katanya.
Selain itu, FSRMI Jatim juga menuntut penuntasan kasus Bank Century, nasionalisasi pertambangan asing, penghapusan utang luar negeri yang kini telah mencapai 160,64 miliar dolar AS atau minimal dengan moratorium, dan mendorong industri nasional melalui skema penyaluran kredit negara untuk rakyat.
Aksi yang berlangsung dengan pengawalan ketat aparat kepolisian itu, para aktivis FSRMI dari berbagai daerah itu juga membentangkan huruf-huruf H-E-N-T-I-K-A-N dalam ukuran besar setinggi tubuh manusia serta sejumlah poster yang antara lain OutsourcingNeolib, BHP Neolib, dan sebagainya.
22 Oktober 2009
Rakyat Miskin Jatim Tolak Program Neolib SBY-Boediono
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar :
Posting Komentar
Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.
Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.
Terima kasih.