Jakarta, Bingkai Merah - Di tengah terik matahari, ratusan orang dari berbagai kelompok, seperti GMNI, HMI, KAMMI, SPN, KM RAYA, FORI, STIGMA, PMII, KASBI, Aliansi Mahasiswa Nusantara, BENDERA, Rakyat Bergerak, dan elemen-elemen mahasiswa dan rakyat berunjuk rasa di depan gedung DPR (Rabu, 3/4). Ratusan orang itu berunjuk rasa untuk menekan anggota dewan segera memutuskan hasil pansus skandal Bank Century setelah sehari sebelumnya ditunda karena insiden politik yang ricuh antar anggota dewan.
Tuntutan di antara kelompok pengunjuk rasa bervariasi. FKPI-Petisi 28 menuntut DPR agar membongkar korupsi pada kasus Bank Century, tolak fasilitas pejabat, dan lawan neokolim. Sedangkan Front Oposisi Rakyat Indonesia (FOR Indonesia) menuntut agar rezim dan sistem saat ini berganti. For Indonesia menyatakan rezim neolib SBY – Boediono dan DPR gagal mensejahterahkan rakyat.
Represi dari aparat kepolisian kembali terjadi pada aksi kali kedua itu. Ratusan aparat kepolisian disiapkan untuk berhadapan langsung dengan pengunjuk rasa. Sehari sebelumnya, aparat kepolisian hanya mengandalkan water cannon dan gas air mata. Kali itu, aparat sepertinya disiapkan untuk memukul mundur pengunjuk rasa. Mereka menyiapkan senapan dan alat pemukul.
Bentrokan pertama terjadi pada pukul 15:45 WIB. Pengunjuk rasa melangkah maju ke depan pintu gerbang DPR sambil meneriakan “revolusi”. Langkah mereka tertahan oleh ratusan aparat. Saat itu terjadi dorong mendorong antara pengunjuk rasa dengan aparat. Setelah bernegoisasi dengan aparat keamanan, wakil pengunjuk rasa diperbolehkan masuk ke dalam gedung DPR.
Bentrokan kedua terjadi pada pukul 16:45 WIB. Aparat mulai meletuskan gas air mata dan semprotan air dari water cannon. Mereka secara membabi buta memukul mundur pengunjuk rasa. Aparat menendang dan memukul dengan tongkat dan tameng kepada pengunjuk rasa. Terlihat lima orang terluka akibat perlakuan kasar aparat. Tiga orang korban berasal dari Aliansi Rakyat Bergerak. Sedangkan dua orang lagi berasal dari KAMMI dan HMI.
Bentrokan ketiga terjadi pada pukul 18:05 WIB. Kali itu aparat membubarkan paksa pengunjuk rasa yang berasal dari Aliansi Bendera. Aliansi Bendera yang baru datang ke gedung DPR pada pukul 17.30 WIB. Mereka dipaksa mundur dari pintu gerbang DPR. Massa Bendera yang berjumlah 20 orang terdiri dari beberapa perempuan dan orang tua itu diseret oleh aparat untuk meninggalkan pintu gerbang Gedung DPR.
Pukul 18:30 arus kendaraan di depan gedung DPR kembali normal. Massa aksi sudah membubarkan diri. Sisa pagar kawat berduri, sisa pembakaran poster, dan sampah-sampah menghiasi jalan di depan gedung DPR. Sering dengan itu, massa aksi yang meninggalkan gedung DPR hanya meninggalkan luka kecewa yang semakin membesar dari rejim penguasa. Mereka datang ke gedung DPR agar aspirasi dapat diterima oleh anggota dewan dan pemerintah. Namun, tindakan represi justru diterima pengunjuk rasa. Hal itu menunjukkan rejim berkuasa masih belum berpihak kepada rakyat. (PSG)
Foto: Achmad Zaki
4 Maret 2010
Unjuk Rasa Kembali Direpresi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar :
Posting Komentar
Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.
Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.
Terima kasih.