New York - Juan Cole, Professor Sejarah di Universitas Michigan dan Amy Goodman dari Democracy Now! sepekan yang lalu (18/1) membahas perkembangan pembangunan revolusi Tunisia yang telah mengagetkan dunia. Dalam perbincangan itu, beberapa isu dianggap mengkhawatirkan bagi kepentingan Amerika, yakni jika revolusi Tunisia melahirkan kekuatan kontra-agenda-kapitalis negara barat.
Ada tiga hal utama dalam perbincangan ini, islamisme, revolusi kerakyatan, dan masa depan bangsa-bangsa Arab yang kini mengalami tahap penting dalam sejarah yang kini sedang berlangsung. Kini, revolusi rakyat Tunisa berperan penting dalam membangkitkan perlawanan rakyat Mesir yang sebelumnya tidak pernah hidup dalam tatanan sosial dan politik yang demokratis di bawah kekuasaan rejim militer Mubarak selama tigapuluh tahun lebih berkuasa.
Wawancara di bawah ini hasil percakapan dalam format video di website Democracy Now! Tidak seluruh perbincangan diterjemahkan di sini.
Berikut kutipan wawancara keduanya tentang revolusi Tunisia.
Amy Goodman (AG): Juan Cole, apa kabar terbaru dan pentingnya revolusi ini?
Juan Cole (JC): Yah, ini adalah revolusi populer (kerakyatan) pertama kalinya sejak 1979. Tetapi ini berbeda dengan revolusi Iran pada 1979 yang berakhir dengan pengambilalihan oleh Ayatullah, oleh elit ulama, dan karena itu ia tidak berkembang menuju demokrasi. Sedangkan revolusi rakyat Tunisia, sejauh ini telah dipelopori oleh gerakan-gerakan buruh, para aktivis internet, dan petani pekerja pedesaan.
Revolusi yang terjadi di Tunisia adalah revolusi kerakyatan dan tidak terlalu didominasi dengan cara apa pun dengan tema Islam, tampaknya akan menuju ke arah pembangunan sekuler. Hal itu terjadi di kaum Suni dan negara Arab, berbeda jauh dengan Iran, yang merupakan Persia dan Siah. Revolusi ini terjadi di negara yang memiliki banyak kesamaan dengan negara lain yang hidup di bawah rezim-rezim otoritarian dimana kesempatan bekerja sangat terbatas dan seperti terjadi kemandekan ekonomi jangka panjang. Jadi, dengan kesamaan itulah negara-negara Arab lainnya dan bagi publik seluasnya mendapatkan inspirasi dari revolusi di Tunisia.
AG: Bagaimana dengan pemberitaan? Akhir pekan itu saya sempat mencari-cari pemberitaan di televisi sini (Amerika), tapi sangat sulit untuk menemukan siaran revolusi di Tunisia.
JC: Oh, jaringan kabel Amerika Serikat 24 jam gagal memberitakan yang ada kaitan dengan Tunisia. Ben Wedeman, veteran wartawan di CNN, tengah melakukan upaya heroik, ia sampai ke Tunis. Saya merasa liputannya itu tidak publikasikan oleh editornya di Atlanta. Dan sebagian besar, anda memang tidak bisa mencari tahu apa yang sedang terjadi di Tunisia dari televisi dan media-media massa Amerika. Anda harus melihatnya di internet. Ada saluran Twitter, "SidiBouzid", yang sangat membantu. Juga ada group facebooknya. Media Perancis, jika anda tahu, juga lebih baik memberitakannya. Nampaknya, media-berita korporasi Amerika tidak melirik cerita ini dan mereka tidak tertarik di dalamnya. Mungkin ini tidak penting. Atau sebaliknya mungkin mereka sedikit takut apa yang telah dibuat rakyat pekerja agar revolusi itu terjadi. Hal itu membuat media korporasi Amerika sedikit gugup tentang hal-hal seperti itu.
AG: Juan Cole, bagaimana jika ini adalah revolusi Islam?
JC: Yah, jika ini merupakan revolusi yang dipimpin oleh pihak partai Muslim, Ennahda, di bawah pimpinan oposisi lama Rashid Ghannoushi, maka saya sangat yakin bahwa pemberitaanya akan menjadi 24/7 siaran. Tapi karena ini adalah revolusi rakyat pekerja dan revolusi aktivis internet, dimana hal itu tidak dilihat berhubungan dengan cara apa pun dalam menguasai narasi-cerita kebijakan luar negeri Amerika, yang pada saat ini -masih perang melawan teror, meskipun mereka tidak menyebutnya seperti itu.
AG: Bisakah Anda berbicara tentang bagaimana efek pada seluruh kawasan, sebagaimana anda sedang memantau pelaporan dan reaksi dari berbagai dunia? Dan terutama Arab Saudi- apakah rejim di sana, rejim otokratik yang telah berkuasa selama puluhan tahun, merasa perlu mengkhawatirkan sesuatu?
JC: Yah, saya pikir semua rejim di dunia Arab sangat gugup menghadapi perkembangan ini. Hal ini adalah sesuatu yang baru. Saya telah melakukan survei tentang berbagai reaksi tersebut. Anda tahu mengapa ini menarik, Wakil Perdana Menteri Israel menyatakan kekhawatirannya, revolusi yang menyebar ini dan mungkin membawa rejim baru berkuasa, lebih demokratis, tetapi tidak lebih bermusuhan dengan Israel, namun bagi Yordania dan Mesir. Libya, cukup menarik, diktator lama Muammar Gaddafi, yang memulai kekuasaan sebagai seorang revolusioner, telah mengutuk orang-orang Tunisia yang menganggap perbuatan mereka kekanak-kanakan dan tidak sabar. Ia mengatakan, "Kalian seharusnya menunggu dengan sabar hingga Ben Ali keluar. Mengapa kalian sangat menginginkan memiliki presiden baru?" Dan, tentu saja, Gaddafi berkomentar begitu terutama dalam rangka mendiamkan rakyatnya sendiri, memohon kesabaran mereka dan negara-negara Arab lainnya untuk lebih berhati-hati.
Orang-orang Arab dari Kirkuk di Irak yang sekarang berada di bawah dominasi Kurdi mengancam akan membuat pemberontakan ala Tunisia jika mereka tidak mendapatkan hak mereka. Jadi, rakyat tertindas, semisal rakyat di Gaza ikut bergabung dalam demonstrasi memberikan solidaritas dan dukungan. Kelompok-kelompok rakyat tertindas di seluruh wilayah itu senang. Penguasa status quo, apakah mereka, seperti yang Anda tahu, semisal revolusioner tua Gaddafi atau penguasa status quo seperti Israel, amat sangat gugup menghadapi situasi ini.
AG: Dan, tentu saja, Ben Ali telah berlindung sebagai pengungsi di Arab Saudi. Dan jika Anda mendengar Fares Mabrouk, mereka meminta dia untuk diekstradisi kembali ke Tunisia untuk diadili.
JC: Yah, Arab Saudi telah lama “menjabat” sebagai semacam pemberi suaka atau perlindungan bagi para politisi yang digulingkan. Nawaz Sharif dari Pakistan lari ke sana ketika ia digulingkan oleh Pervez Musharraf. Idi Amin juga lari ke sana. Ini bukanlah hal baru.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa Tunisia bukan negara kaya minyak. Mereka (rakyat) menderita semacam persoalan nepotisme yang ekstrim. Maksud saya, bocoran kawat AS dari WikiLeaks menunjukkan bahwa 50 persen dari ekonomi yg dikuasai elit di negara itu terkait dalam satu atau berbagai cara kepada presiden atau ibu negara, Leila Ben Ali, klan Trabelsinya. Jadi, kombinasi dari tidak memiliki apa pun sumber daya untuk menyuap orang dan membeli mereka dan juga memonopoli sumber daya ekonomi negara di tangan beberapa keluarganya adalah unik untuk kasus Tunisia. Maksudku, ada situasi yang mirip, namun Tunisia membawanya ke arah yang ekstrem.
AG: Tapi, anda mengatakan ini bukan...
JC: Rejim Tunisia ya.
AG: Maksud saya, anda mengatakan ini bukan revolusinnya WikiLeaks, tetapi sebuah revolusi dari “rasa-lapar”.
JC: Ini revolusi-anda paham lah, semua revolusi yang terjadi adalah rangkaian dari banyak ragam revolusi yang terjadi pada waktu bersamaan. Jadi ada elemen yang kuat protes tentang ekonomi. Ada elemen kelas. Dua puluh persen lulusan perguruan tinggi kini menganggur. Ada kemiskinan yang begitu parah di daerah pedesaan. Dan rezim itu justru melakukan hal-hal yang memperparah pembangunan ekonomi. Mereka malah menggunakan bank-bank untuk memberikan pinjaman kepada krooni-kroni mereka, dan kemudian besar kroni-kroni itu tidak akan membayarnya kembali, sehingga mereka telah merusak sistem keuangan, suap, korupsi, keputusasaan investasi asing.
Jadi selama ini semua hanya tentang rezim. Mereka telah lama melakukan hal-hal yang kontraproduktif. Hal itu telah melukai banyak kepentingan kelompok-kelompok sosial yang berpendidikan tinggi dan para pekerja. Kini, ada tiga menteri yang mundur dari pemerintah persatuan nasional yang berasal dari Serikat Umum Pekerja Tunisa, yang merupakan organisasi gerakan buruh yang cukup lama. Jadi, revolusi Tunisia adalah gerakan massa; dan mereka itulah orang-orang dari segala macam latar belakang sosial. (Terjemahan Andri Cahyadi)***
Foto: Beirut Spring.
Slide Foto-foto Revolusi Rakyat Tunisia
31 Januari 2011
Revolusi Rakyat Tunisia: Membangun Demokrasi Kerakyatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Komentar :
Posting Komentar
Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.
Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.
Terima kasih.