Satpol PP Tidak Bermoral

Jakarta, Bingkai Merah – Pemerasan dan pelecehan seksual dua petugas Satpol PP di Monas terhadap pasangan muda-mudi dinilai sangat tidak bermoral. Demikian pernyataan dari Komite Pembubaran Satpol PP (KP Satpol PP) dari rilis yang dikeluarkan pada hari Selasa (20/7). KP Satpol PP menilai perbuatan itu menyalahi aturan pedoman Satpol PP, hukum pidana, undang-undang, dan hak asasi manusia.

KP Satpol PP mencatat beberapa kasus serupa pernah terjadi di beberapa daerah. Di Padang Sidempuan, Sumatera Utara, delapan petugas Satpol PP memerkosa remaja putri pada 25 Februari 2009. Di Langsa, Aceh, pada 8 Januari 2010 tiga petugas Satpol PP menyeret mahasiswi ke Kantor Satpol PP kemudian memerkosanya. Begitu pun terjadi di Natuna, Riau pada Juli 2010 petugas Satpol PP memerkosa siswi SMA. Soal pelecehan dan pemerkosaan, Satpol PP sering berbuat seperti itu terhadap beberapa Pedila (perempuan yang dilacurkan) saat penangkapan dan di panti-panti, tempat mereka ditahan.

KP Satpol PP menilai kejahatan seksual terhadap perempuan yang dilakukan Satpol PP selama ini menunjukkan bahwa fungsi Satpol PP tidak berguna bagi upaya penertiban dan keamanan masyarakat. Menurut mereka yang layak menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat adalah Kepolisian.

Di dalam rilisnya, KP Satpol PP menuntut agar pelaku dijerat hukum yang berlaku dan berkeadilan jender. Selain itu, agar pelaku dijerat UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. KP Satpol PP juga menuntut agar pengamanan di Monas jangan diserahkan oleh Satpol PP sebagaimana diminta oleh Effendi Anas, Kepala Satpol PP DKI Jakarta belakangan ini. Tetapi, fungsi keamanan dan ketertiban dijalankan oleh Kepolisian di semua tempat publik sebagaimana diatur di dalam undang-undang.

Atas keberadaan dan fungsi Satpol PP yang tidak berguna dan seringkali melakukan kejahatan selama ini, KP Satpol PP menyatakan, “Bubarkan Satpol PP”. (bfs)