8 Agustus 2010

Kenaikan TDL Bukti Pemerintahan SBY Antek Kapitalis

Jakarta, Bingkai Merah - Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dinaikan oleh pemerintah sejak 1 Juli 2010 membuktikan pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono (SBY) sebagai antek kapitalis. Demikian opini yang berkembang selama aksi masa yang diadakan oleh Gerakan Nasional Batalkan Kenaikan TDL pada Sabtu (7/8). Aksi massa yang digalang oleh setidaknya 41 organisasi itu dihadiri sekitar 700 peserta aksi. Mereka menggelar aksi di depan Istana Negara diikuti serentak di beberapa daerah.

Menurut mereka, kenaikan TDL menunjukan pemerintah enggan memberikan subsidi kepada rakyat. Kebijakan itu tentu menyengsarakan rakyat karena setiap kenaikan TDL diikuti kenaikan harga kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya.

Kenaikan TDL terjadi karena Perusahaan Listrik Negara (PLN) diminta oleh pemerintah agar tidak lagi menggunakan gas sebagai bahan bakar untuk memproduksi listrik. PLN dipaksa menggunakan bahan bakar minyak dan batu bara.

Pemerintah memberi alasan bahwa gas langka. Padahal, kelangkaan tidak akan terjadi jika hasil produksi gas sebesar 75% tidak diekspor ke Jepang, Amerika, Cina, dan Uni Eropa. Seharusnya, hasil produksi diprioritaskan untuk memenuhi hajat hidup warga Indonesia. Sehingga, subsidi yang sebesar-besarnya kepada rakyat dapat terus berlangsung.

Salah satu peserta aksi di dalam orasinya menambahkan penggunaan bahan bakar gas akan menghemat biaya produksi untuk pembangkit listrik. Biaya operasi per tahun yang dikeluarkan PLN bisa mencapai Rp8,5 triliun. Sedangkan, PLN menggunakan bahan bakar minyak mencapai Rp81 triliun. Sementara jika menggunakan bahan bakar batu bara juga langka. Batu bara lebih banyak diekspor.

Kebutuhan listrik yang luas dan biaya bahan bakar yang mahal memaksa PLN menaikan TDL. Semisal, PLN butuh 1,8 triliun kaki kubik pasokan gas pada 2008. Namun, hanya tersedia 200 milyar kaki kubik. Sehingga membuat PLN mengunakan minyak. Sementara itu, cadangan listrik PLN hanya 30% untuk konsumen di Jawa-Bali. Di luar wilayah itu, warga sering mengalami pemadaman listrik.

TDL yang naik tidak hanya membuat warga menderita saat mengalami pemadaman listrik. Lebih dari itu, warga harus menanggung beban hidup yang disebabkan elit politik bersama pemodal hanya mementingkan nafsu modal kelasnya. Adalah bukti pemerintahan SBY antek kapitalis. (bfs)

-------
Foto: Ulfa Ilyas.
"Sekitar 700 orang dari 41 organisasi menggelar unjuk rasa di Jakarta menolak kenaikan TDL yang memicu kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya (7/8). Mereka menilai kenaikan TDL bukti pemerintahan SBY antek kapitalis."

Komentar :

ada 1
PPOB mengatakan...
pada hari 

meskipun sudah lama bisa untuk bacaan tentang kenaikan TDL,,
semoga sudah dapat dipecahkan masalah dengan baik dan masyarakat menikmati hasilnya,,

Posting Komentar

Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.

Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.

Terima kasih.

 

© Bingkai Merah, Organisasi Media Rakyat: "Mengorganisir Massa Melalui Informasi". Email: bingkaimerah@yahoo.co.id