19 Mei 2011

Untuk Apa Menulis Puisi

Nurani Soyomukti

Untuk apa kau tulis puisi
Bila kau biarkan saja korupsi
Demonstrasi dituduh anarki
Korupsi dianggap manusiawi
Penegak hukum hanya basa-basi
Sayangnya, para penyair hanya masturbasi!

Banyak kata-kata tanpa aksi hanyalah onani
Untuk apa kau tulis puisi
Bila penindasan kau amini
Bila penjahat HAM kau ampuni!
Seni hanya untuk seni, adalah kejahatan tersendiri!

Untuk apa kau tulis sajak
Bila calo-calo berjingkrak
Para koruptor tidur nyenyak
Para ”Gayus” bersorak
Sementara orang miskin dadanya sesak
Tak berani berteriak
Mereka dibentuk jadi jinak
Dengan tayangan TV yang meninggikan mimpi sejenak
Ditekan kebutuhan sekolah anak-anak
Harga-harga yang menanjak
Jadi untuk apa kau tulis sajak,
Bila para penyair dan orang miskin kian berjarak!
Menulis adalah berpihak!

Untuk apa kau tulis kata-kata
Bila penindasan dan penipuan semakin jaya
Sedang kebenaran dihina
Pejabat makan uang negara
Dan para penyair asyik berzina dengan dunia khayalnya

Untuk apa kau tulis puisi
Bila kau tak mau turun aksi
Seakan pikiranmu seksi
Pada hal dunia tidak berubah dengan kata-kata puisi
Puisi untuk sensasi atau mencari harga diri?
Mencari popularitas dan ingin dipuji
Mengangkat keindahan terlalu tinggi
Melupakan masalah-masalah bumi
Untuk apa kau tulis puisi
Jika setumpuk kertas mudah terbakar api
Hanya aksi yang bisa merubah negeri!

Menulislah puisi yang bisa meyembuhkan
Luka-luka kemanusiaan akibat penindasan
Membongkar tipu-tipu kaum bangsawan
Menguak topeng kepalsuan
Mengabarkan kenyataan
Yang disembunyikan para agamawan
Surga yang memabukkan
Neraka yang menakutkan
Janji surga membuat masalah dunia dibiarkan
Ketakutan neraka membuat yang marah takut melawan
Karena marah disamakan setan
Dan diam dianggap beriman!
Untuk apa jadi seniman dan sastrawan,
Jika penindasan dan kepalsuan dibiarkan!

Tugasmu bukan cuma menulis
Sebab menulis itu mencuri kata-kata berbaris
Dicuri dari kenyataan yang berisi tawa dan tangis
Tugasmu adalah menulis dan berbaris
Berkumpul didepan gedung majelis
Tempat persekutuan para iblis
Yang menyusun kebijakan-kebijakan najis!

Tulislah yang benar dan pilihlah kata yang tepat
Berbuatlah yang benar dan bergerak dengan penuh semangat
Berkumpullah dengan rakyat
Perbanyaklah rapat-rapat
Bicarakan perubahan dan susunlah strategi yang tepat
Angkatlah dalam puisi kisah-kisah perjuangan rakyat
Tokoh utamanya adalah rakyat
Antagonisnya para koruptor dan penindas laknat!

Berjuanglah bersama pena
Tapi jangan sampai terlena
Bangun gerakan bersama
Menulis untuk mengangkat yang nyata
Menulis dan bergerak untuk tatanan sejahtera dan setara!
Maka tulisanmu sedalam samudera!
Puisimu penuh dengan cakrawala...
Dan kau menjadi penyair sekaligus pembela!

Komentar :

ada 0 komentar ke “Untuk Apa Menulis Puisi”

Posting Komentar

Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.

Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.

Terima kasih.

 

© Bingkai Merah, Organisasi Media Rakyat: "Mengorganisir Massa Melalui Informasi". Email: bingkaimerah@yahoo.co.id