15 Maret 2011

Mereka Merusak Rumah Saya

Berikut ini kesaksian salah satu anggota jamaah Ahmadiyah Ciareteun, korban penyerangan oleh kelompok bersorban anti-Ahmadiyah. Lokasinya terletak di Kampung Cimanggu, Desa Ciaruteun Udik, Kecamatan Cibungbulang. Sehari sebelumnya, juga terjadi penyerangan terhadap 7 rumah yang letaknya sekitar 300-400 meter, dekat dengan masjid jamaah Ahmadiyah.

Minggu, 13 Maret 2011. Sekitar pukul 21.00 WIB, saya, (Usman) dan keluarga, baru saja selesai menonton acara di televisi dan bersiap untuk tidur. Tak lama kemudian, saya mendengar suara teriakkan massa yang berasal dari depan rumah. Saya melihat keluar melalui jendela. Di luar ada sekitar 15-20 orang menggunakan sorban. Mereka berteriak, “bakar, bunuh si Usman!”

Mendengar kata-kata itu, saya dan keluarga (terdiri dari 6 orang, ada istri, ibu, dan ketiga anak saya) dengan cepat berlari ke arah belakang rumah tepatnya ke arah dapur. Kami bersembunyi di bawah kursi atau bale yang biasa dipakai untuk duduk santai di dapur. Sedangkan, anak perempuan saya secara tak sengaja duduk di atas hau (alat memasak yang menggunakan kayu bakar), sehingga dia merasa kepanasan.

Sekitar 30 menit kami bersembunyi. Kami mendengar teriakkan dan bunyi gaduh lemparan batu yang mengenai kaca jendela. Batunya sampai masuk ke dalam kamar anak saya. Genting pun berserakan. Sekira, ada 75 genting yang hancur. Warung saya yang berada di depan rumah pun rusak.

Mereka terus berteriak, “mana si Usman?”

Saya tak berani keluar karena takut melihat massa yang banyak. Ada hal yang membuat saya sangat sedih, saya sempat menjatuhkan ibu yang sudah tua renta saat coba memindahkannya ke kebun jagung di belakang rumah. Cuma di sana tempat yang paling aman.

Setelah puas melempari rumah saya, massa pergi ke rumah warga Ahmadiyah yang lain. Di sekitar sini ada lima rumah warga Ahmadiyah. Empat diantaranya dirusak massa. Kerusakan seputar kaca jendela yang pecah dilempar batu, genting yang berjatuhan karena dilempari batu, dan pintu yang rusak karena dibuka paksa.


Saya hanya ingin hidup normal seperti dulu karena kami sudah hidup berdampingan damai dengan penduduk lainnya sejak lama. Biar masalah keyakinan menjadi urusan saya dengan Allah SWT.

Foto: Kara Gantari Darma/Bingkai Merah.

Tulisan terkait:
Ahmadiyah Kembali Mengalami Kekerasan
Ahmadiyah Disayang, Ahmadiyah Ditendang
Aksi Solidaritas untuk Ahmadiyah
Persidangan Digelar, Warga Ahmadiyah Diintimidasi
Lebih dari 50 Al Quran Dibakar di Cisalada

Komentar :

ada 3 komentar ke “Mereka Merusak Rumah Saya”
Anonim mengatakan...
pada hari 

kasian memang nasib bangsa ini, tinggal TUNGGU MASA, akan kehancurannya, bila warga masyarakat tidak saling menghargai lagi dan lupa bersilaturrahmi

anwarhalim66

kou Gaye mengatakan...
pada hari 

BHINEKA TUNGGAL LUKA

Anonim mengatakan...
pada hari 

Ya Allah kasihanilah kaum ahmadi di Indonesia dan kasihanilah juga umat islam yang telah berbuat kekerasan semoga Allah mendamaikan hati mereka yang sedang mendidih dengan kebencian dan menggantinya dengan cinta dan perdamaian. Amin.

Posting Komentar

Silakan pembaca memberikan komentar apa pun. Namun, kami akan memilah mana komentar-komentar yang akan dipublikasi.

Sebagai bentuk pertanggung-jawaban dan partisipasi, silakan pembaca memberikan identitas nama dan kota di setiap komentar dari pembaca dengan mengisi kolom Name/Url yang tertera di bawah komentar pembaca. Misalnya, Anggun, Denpasar.

Terima kasih.

 

© Bingkai Merah, Organisasi Media Rakyat: "Mengorganisir Massa Melalui Informasi". Email: bingkaimerah@yahoo.co.id